Search

Showing posts with label story. Show all posts
Showing posts with label story. Show all posts

Sembilan hari terakhir Sutryawan

Sunday, May 20, 2012

Sutryawan Ernadianto inilah nama lengkapnya, kami memanggilnya Wawan, lahir pada tanggal 17 September 1989. Dia pandai bergaul dan ramah, seingat saya dia selalu menyapa setiap orang yang di kenalnya sambil tersenyum, Akan tetapi di balik senyumnya itu dia menyimpan penyakit yang sangat berbahaya dalam dirinya .Dia menderita Anemia Aplastik !

Anemia Aplastik mengalami defisit sel darah baik itu sel darah merah, trombosit maupun sel darah putih. Ini menyebabkan pasien anemia aplastik mengalami anemia (kurang sel darah merah), cenderung mengalami perdarahan (kurang trombosit) dan rentan terhadap infeksi (kurang sel darah putih).


Setiap penyakitnya mulai kambuh dia mulai  pucat, mudah lelah, lemah, dan mengalami perdarahan gusi,
(Trombositopenia) sampai-sampai tidur pun tak nyenyak karena pendarahan pada gusinya, sehingga kerap kali dia selalu bangun untuk berludah dan akhirnya dia di bantu dengan transfusi sel darah merah dan trombosit. transfusi itu pun terus berlanjut dan sudah menjadi langganan baginya,

Transplantasi Sumsum Tulang belakang yang di sarankan Dokter pada saat itu, tapi mengingat biayanya sangat besar  dan perekonomian orangtuanya yang tidak mendukung, Sehingga di ambil jalan transfusi sel darah merah dan trombosit sebagai pertolongan pertama. Dari tahun ke tahun dia selalu menerima donoran darah untuk memulihkan dirinya, bahkan dia menyebut dirinya dengan julukan "THE VAMPIR".

Dan pada akhirnya penyakitnya kian parah, wawan tidak bisa berjalan, kakinya sakit dan tidak bisa di gerakkan hasil rontgen  menyatakan persendian dengan tulang pinggan menempel dan terjadi gesekan, gesekan itu yang membuat dia kesakitan, akhirnya dia di bawa ke rumah sakit.

Tanggal 23 Agustus 2011-H1


         Aku dan kakakku menjenguknya di rumah sakit, kami memberikan motivasi agar wawan kuat dan tidak menyerah karena penyakitnya. Aku berkata "kamu harus sembuh, jangan sampai menyerah terhadap penyakitmu nyakin Allah akan memberikan kesembuhan utukmu, karena Allah tidak akan memberikan suatu cobaan kepada umatnya jika umatnya tidak mampu mengatasinya"(dia menganggukkan kepalanya).


  kami bercanda dengannya, bahkan kakakku menyuapinya bubur makan siangnya, kakakku berkata "ayo !! makam yang banyak, habiskan" bahkan wawan berkata "pelan-pelan nyuapinnya, minumannya mana ??" (sambil tersenyum melihat kami). Setelah melihat senyumnya Di dalam hati saya berkata kamu bakalan sembuh sodaraku .

Tanggal 24 Agustus 2011-H2


         Keesokan harinya kami datang pada malam hari setelah berbuka puasa, kami mengunjunginya dan memberikan motivasi dan dorongan lagi, pas baru datang dan masuk ruangan, Nenek berkata "ini siapa yang datang menjengukmu" Dia menjawab "kakak ang sama kakak eng"(sambil tersenyum). Nenek berkata "dari tadi wawan mencari kalian, katanya tidak ada temennya mengobrol"


secara bergiliran kami memijat kakinya, dan menyarankan harus di gerakkan agar tidak kaku dan bisa jalan lagi. Aku berkata "ingat harus sembuh, lihat orang tuamu, kamu ingin membalas kebaikan mereka yang sudah merawatmu" dia menjawab "iya"(sambil menganggukkan kepalanya). "kamu ingin melihat  adik-adikmu tumbuh besar dan bisa menjaganya kan !" dia menjawab "iya" ( sambil menganggukkan kepalanya).  

Tanggal 25 Agustus 2011-H3


        kami Tidak datang menjenguknya, tapi kami selalu menanyakan kabarnya kepada Nenek atau ibunya yang sudah melihatnya di rumah sakit. Aku berkata "keadaannya wawan gimana sekarang" Nenek menjawab "dia kebanyakan tidur, tidur saja" Ibunya berkata "besok datang tidak ada temenya wawan ngomong-ngomong, bercanda juga, datang ya ! " Dan aku menjawab "Iya nanti kita lihat"

Tanggal 26 Agustus 2011-H4


      Dan akhirnya kami datang, aku melihat dia tidur dan Nenek membangunkannya "wan .. wawan !!, lihat siapa yang datang" wawan terbangun dari tidurnya dan dia menjawab "kakak ang sama kakak eng"(menjawab sambil mata kelihatan mengantuk). tak lama dia diam memejamkan mata dan tertidur lagi, Nenek berkata " Nah ... begini dah dia, tidur aja" kami menjawab "mungkin dia ngantuk berat, biarkan saja dia tidur"


Kami biarkan dia tidur sambil duduk di luar, aku berfikir dan berkata dalam hati kenapa seperti itu tubuh lemah, pucat dan terus tertidur seperti orang yang mengantuk berat. Aku berkata kepada kakakku "apakah wawan akan baik-baik saja, kenapa dia seperti itu ? Hatiku tidak enak melihatnya seperti itu". kakakku menjawab " Aku juga tidak enak melihatnya seperti itu, rasanya air mataku mau keluar makanya aku cepat-cepat keluar dari ruangan nya"(bicara sambil menghadap atas). 


selang beberapa menit kemudian kakakku berkata "Aku rela memberikan satu kakiku, jika itu bisa membuat wawan bisa berjalan lagi, aku sanggup demi kesehatan nya"(bicara sambil menghadap atas)


Tanggal 27 Agustus 2011-H5


      Pada paginya kami tidak kesana karena ada aktivitas lain yang kami kerjakan, akan tetapi kakakku di telpon oleh ibunya wawan, dia menyuruh kami datang. Meskipun sudah larut malam kami berangkat karena mengkhawatirkan wawan, setibanya di rumah sakit kami tidak dibolehkan masuk yang menjaga pasien harus dua orang, sehingga aku, kakakku, ibunya wawan dan adik-adiknya terpaksa di luar. Wawan di jaga oleh Bapaknya dan Nenek,

Keadaannya masih seperti itu, tertidur . Ibunya berkata "aku tidak tega melihatnya dia sudah menerima transfusi darah merah, tapi masih kekurangan trombosit, sedangkan sekarang puasa persediaan trombosit tidak ada ?"(berbicara sambil menangis). Aku terdiam tidak bisa bicara apa-apa melihat ibunya menangis, banyak hal yang di ceritakan oleh ibunya kepada kami, ketakutan dan khawatiran, semua di curhatkan, aku berusaha menampung ceritanya agar ibunya menjadi tenang .

Sudah larut malam ibunya pun tertidur, aku dan kakakku masih terjaga kami di temani embun malam yang menusuk kulit sungguh terasa dingin. kopi pun menjadi penghangat sementara untuk melawan rasa dingin. kakakku berkata "daripada diam di sini tidak ada gunanya, lebih baik kita sholat malam, meminta doa untuk kesembuhan wawan" aku menjawab "ayo ..!!"(sambil berkata dalam hati itu benar). sambil berjalan kakakku berkata "apalagi ini tiga malam terakhir pada bulan ramadan, insaallah kita mendapatkan petunjuk dari NYA".


Kami pun sholat malam aku berkata dalam hati "ini sholat malam pertama, yang aku lakukan" kami pun sholat di musholla yang tidak jauh dari rumah sakit, di tengah sholat ku aku mencium bau persis seperti bau badannya wawan, tak sadar air mataku mengalir karena bau tersebut, sambil menangis aku melanjutkan sholatku .

tak sadar waktu makan sahur pun tiba, kami melihat apa ada yang berjualan nasi karena waktu menunjukkan pukul 03:00 pagi. tapi kami memutuskan pulang dan makan sahur di rumah.

Tanggal 28 Agustus 2011-H6


       Keesokan harinya kami berniat datang sebelum berbuka puasa, kami ingin berbuka di rumah sakit, dengn langkah pasti kami pun berangkat. akan tetapi kami terlambat sampai rumah sakit sedangkan waktu buka sudah tiba, kakakku berkata "ayo ... kita mencari air sekedar melepas haus" dan kami berbuka dengan air ? sesampainya di rumah sakit kami membeli roti untuk berbuka dan sekaligus memberikan wawan juga .

Tapi keadaan wawan masih sama mengantuk (terlihat dari cara pandangannya ke kami, sayu) tapi dia berusaha terbangun karena melihat kami datang dia berbicara tapi tidak jelas, dia tertidur lagi.
kerap kali dia mengigau dan berkata ?.

"Kalung......"(sambil melihat atas). 


"Semangka....."(sambil menunjuk bayang dari infusnya). 


''Ada orang tua yang mau membawa ku pergi....''(sambil menunjuk tepat di depannya).

karena tidak tega melihatnya kami keluar dan mengobrol dengan orang tuanya di taman rumah sakit. ibunya bercerita kepada kami, ibunya berkata "seringkali dia mengigau, tentang hal-hal aneh ?" bahkan wawan pernah berkata .!

"banyak hutangnya orang tua ku"


kata ibunya wawan tidak pernah putus mulutnya yang kaku mengucapkan kata maaf kepada semua orang terutama kepada kami dan kata itu terus di ucapkan berulang-ulang sambil tersenyum lemah.

Tanggal 29 Agustus 2011-H7


      Kami datang ke rumah sakit lagi dengan harapan dia tahu, dia tidak berjuang sendiri karena kami akan selalu memberikan semangat dan dorongan kepadanya, meskipun matanya sayu dan tampak mengantuk berat, kami sempat bilang "lebaran tinggal dua hari lagi, ayo .... cepat sembuh" dia menjawab "iya ,,,,, ini yang terakhir"(menjawab sambil kelihatan mengantuk). kami terdiam sejenak karena jawaban nya !.

Dan kakakku bilang "tunggu aku ..! akan ku berikan apa yang kamu mau nanti pada hari lebaran, tunggu aku ya .....!!" dia menjawab degan anggukan kepala (sambil kelihatan mengantuk, sayu)

Tanggal 30 Agustus 2011-H8


Ini hari berbuka terakhir karena besok kami merayakan hari kemenangan karena sudan berpuasa 30 hari penuh, di malam harinya kami tidak bisa tidur, aneh ? tapi ini yang terjadi . hati mulai tidak tenang di dalam hati bertanya-tanya apa yang bakalan terjadi, kenapa perasaan tak enak menghampiri seperti ini ? dengan perasan yang tidak tenang aku berbaring ,berusaha memejamkan mata (tapi tidak bisa tidur), sedangkan kakakku keluar untuk menenangkan diri sejenak ,

Tidak lama kemudian kakak ku datang dan berkata''kenapa perasaan ku makin tidak enak ,tiba-tiba sandal ku putus di saat aku berjalan untuk pulang''(kelihatan seperti khawatir) tidak lama kemudian kakakku di telpon oleh bapaknya wawan (di antara percakapan kakakku sempat mendengar suara batuk nya wawan), dan kami disuruh segera ke rumah sakit, {tercatat pukul 02:13 pagi}

Tanggal 31 Agustus 2011-H9



        Tanpa berlama-lama kami pun tancap gas, dan segera menuju ke rumah sakit. angin yang dingin kami tembus dengan kecepatan tinggi, hatiku semakin tidak tenang dalam hati aku berdoa "ya Allah lindungi dia, lindungi saudaraku"(mengucapkan berulang-ulang hingga sampai di rumah sakit). pas di depan pintu rumah sakit kami mau turun dari motor, bapaknya wawan menelpon lagi ?
{tercatat pukul 03:11 pagi}


Aku mendengar kakakku berkata

"Serius ........ mas !!"


"Beneran .......!!"


"Ya ... Allah ??"


"innalilla hiwainna lillah hirojiun"


Mendengar kakakku mengucapkan "innalilla hiwainna lillah hirojiun"(hatiku gemetar). Aku bertanya ada apa ?, kakakku menjawab "wawan telah meninggalkan kita" dengan spontan aku menjawab "ya Allah"(sambil berlari menembus penjagaan satpam malam yang berjaga).


Dari kejauhan aku melihat Nenek menangis di luar, aku segera masuk (sambil bergetar tanganku membuka pintu ruangan nya) dan kakakku juga masuk kami melihat ke arah nya (seluruh tubuhnya di selimuti kain) kakakku menghampirinya dan membuka kain penutup kepalanya(aku melihat kepalanya sudah di ikat degan kain putih). kakakku berkata "kenapa kamu tidak mau menunggu ku sebentar saja"(sambil menciumnya). Aku tidak bisa berkata-kata, cuma duduk di samping tubuh yang sudah tidak bernyawa sambil memegang tangannya.

Meskipun hari kemenangan datang dan terdengar suara takbir tapi air mata tak bisa di tahan lagi, menangis dan menangislah dalam senyum yang menyambut hari kemenangan. Hari rabu tanggal 31 Agustus 2011, tepat hari raya idul fitri sekaligus bertepatan ulang tahun kakakku . kakakku berkata "ini merupakan kado tak terlupakan yang di berikan Allah padaku"......


"aku ingin pergi pada saat semua keluargaku dalam keadaan senang yaitu pada hari kemenangan umat muslim(hari raya idul fitri), sehingga mereka tidak terlalu sedih atas kepergianku"

"aku ingin memakai baju putih(mawar putih) yang di berikan ibuku"

(sutryawan ernadianto)
READ MORE - Sembilan hari terakhir Sutryawan

Kisah Nyata Pengganyangan Di LOMBOK

Sunday, April 8, 2012



         Ini merupakan kisah nyata yang terjadi di Lombok, kisah yang haru pilu ? saya mengambil informasi dari banyak pihak, terutama saksi mata dan orang-orang yang berkaitan langsung dengan peristiwa besar ini .  Dan akhirnya saya merangkai nya menjadi sebuah kisah . kisah yang bisa di bilang pembantaian besar-besaran yang di lakukan oleh Bangser ...  !!    


       Berawal sejak tahun 1960-an, terjadi kelaparan, kemiskinan dan kesengsaraan terhadap masyarakat pribumi yang berada di desa masbagek.

konon ceritanya ? hampir tidak ada makanan untuk menyambung hidup di daerah tersebut, dan masyarakat tersebut menuduh masyarakat yang Cina yang memonopoli semua aspek dalam bidang usaha ? sehingga masyarakat  Cina di anggap sebagai penimbun harta .

Di Lombok banyak sekali terdapat masyarakat yang berdarah cina, karena kita tahu indonesia memiliki sistem perdagangan internasional, dan indonesia pun bekerja sama dengan negara-negara lain dan salah satunya adalah cina.

      Ini merupakan salah satu alasan kecil dari banyak alasan-alasan yang lain, mengapa di indonesia banyak di antara masyarakat pribumi, muncul masyarakat indonesia yang memiliki darah cina atau darah campuran cina dengan masyarakat pribumi dan berbaur bersama masyarakat pribumi asli .

Karena kelaparan dan kemiskinan tidak pernah usai di daerah masbagek tadi, hal itu mendorong masyarakat tersebut mengambil jalan anarkis, merampas, merampok, bahkan sampai membunuh untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan selama ini,

konon ceritanya di daerah masbagek sangat rawan tidak ada yang berani memasuki daerah tersebut karena kerap menjadi korban perampokan sampai korban pembunuhan, meskipun itu masyarakat pribumi yang berasal dari luar desa .

       Di ceritakan bahwa pada suatu kejadian ada sebuah mobil mengangkut bahan pangan berupa beras, dan kebetulan akan melintasi jalan di desa masbagek tersebut setelah tiba di daerah masbagek tersebut sang sopir di hadang oleh sekelompok orang,

dan mengancam ingin membunuh jika sang sopir melawan dan seketika itu, beras-beras yang ada di ambil oleh masyarakat itu sampai-sampai saling berebut satu dengan yang lainnya .!

bisa di bayangkan seperti apa suasana pas kejadian itu, dan mereka menjuluki diri sebagai Anggota BANGSER .!!


      Anggota Bangser ini pun sangat membenci masyarakat yang memiliki darah cina atau pun keturunan cina karena di anggap sebagai penimbun harta, yang menyebabkan mereka mengalami kemiskinan dan kelaparan.

 Organisasi yang menyebut dirinya bangser pun terus meraja lela.! kejahatan yang di lakukan teramat kejam, tidak tanggung-tanggung masyarakat peribumi yang lain ikut menjadi korban mereka.
meskipun semua itu di lakukan karena terpaksa akibat dari kelaparan yang mereka alami. ?


Semua kalangan mengecam aksi anarkis dan kejam yang di lakukan anggota bangser tersebut, mereka bahkan menjauhi mereka ? 


dan akhirnya terjadilah puncak dari peristiwa ini  anggota Bangser mulai menyerang setiap orang yang memiliki darah cina, tanpa pandang bulu mereka langsung membunuh dengan cara mengorok leher mereka .!!


      Semua masyarakat khususnya memiliki darah cina atau keturunan cina ketakutan, mereka kabur pontang panting !! 


Tapi tidak banyak yang bisa di lakukan mereka banyak yang tewas dengan kondisi leher tergorok, mayat-mayat terlampau banyak ?


 berserakan di setiap jalan bahkan karena terlalu banyak mayat-mayat tersebut di timbun menjadi gunungan mayat, setiap air yang mengalir selalu tercampur dengan darah dan berwarna merah . Itu lah darah masyarakat berdarah cina,

         Bangkai-bangkai mayat itu di kubur secara massal, meskipun demikian ada segelincir masyarakat yang berdarah cina masih selamat,


 dan sampai sekarang termasuk keluarga besar saya .
IKG (ikatan keluaga Go kim tee) meskipun bisa selamat ibu saya hampir menjadi korban pengganyangan tersebut. 


Kisah ini merupakan kisah yang tidak bisa di lupakan bagi masyarakat yang menjadi saksi mata atas kejadian tersebut ,


 konon katanya anggota yang menyebut dirinya Bangser tersebut satu demi satu , meninggal dengan tidak wajar, dan anehnya cara meninggalnya hampir sama dengan perbuatan mereka ,??


Apakah itu sebuah karma atas apa yang mereka perbuat ? 
tapi itu adalah rahasia sang pencipta !!

READ MORE - Kisah Nyata Pengganyangan Di LOMBOK

Kisah Pendekar Rajawali_YOKO

Wednesday, February 1, 2012

Yang Guo dan Xiao Longnui
O mortals, what is love? That binds beyond life on earth?
Kisah cinta antara Yang Guo dan Xiao Longnui dapat dipandang sebagai salah satu kisah cinta terhebat yang pernah diceritakan. Kisah cinta di antara mereka begitu menyentuh dan mengharukan dalam setiap aspek di dalamnya.










Yang Guo adalah seorang yang periang, yang suka bersenang-senang, dan mencoba menjalani hidupnya semaksimal mungkin. Xiao Longnui adalah murid Lin Chaoying dari Partai Makam Kuno, yang dibesarkan dalam didikan untuk tidak mempercayai laki-laki dan menganggap bahwa semua laki-laki di dunia ini adalah jahat. Ia tumbuh besar seorang sendiri, terasing dari dunia luar, dan sama sekali tidak tahu akan hal-hal di dunia ini. Ia dididik untuk tidak memiliki perasaan dan emosi seorang manusia. Dingin dan tanpa ekspresi, begitulah Xiao Longnui, namun ia memiliki kecantikan yang begitu mempesona yang dapat membuat setiap mata yang memandang terpana.

Yang Guo masih berumur 14 tahun dan Xiao Long nui telah beranjak dewasa delapan belas tahun saat mereka pertama kali berjumpa. Yang Guo sedang dikejar oleh guru-gurunya dari Sekte Quanzhen saat ia bertemu dengan Nenek Sun, yang menolongnya dan membawanya ke Makam Kuno, di mana ia bersama majikan perempuannya Xiao Longnui tinggal. Pada detik-detik akhir hidupnya, Nenek Sun memohon kepada majikannya Xiao Longnui yang enggan menerima Yang Guo untuk mau menerimanya sebagai murid. Tidak memiliki pilihan lain, akhirnya Xiao Longnui menyanggupi untuk menerima Yang Guo meskipun sebenarnya peraturan Partai Makam Kuno, yang diperuntukkan bagi perempuan saja, melarangnya.



Masa-masa awal kehidupan Yang Guo di Makam Kuno tidaklah begitu menyenangkan, karena gurunya, yang ia panggil bibi, sangatlah keras dan tidak terlalu baik dan memperhatikannya. Adalah wajar demikian, karena Xiao Longnui dibesarkan seperti itu.

Namun seiring dengan perjalanan waktu, hati Xiao Longnui yang beku pun mulai mencair, meski ia sekuat tenaga mencoba untuk tidak menunjukkannya. Di luar dia masih kelihatan keras dan disiplin, namun di dalam hatinya, ia sungguh memperhatikan Yang Guo. Sebuah perhatian yang bukan cinta, karena Xiao Longnui belum tahu apakah cinta itu. Yang diketahuinya hanya bahwa ia sangat mempedulikan keselamatan Yang Guo dan ia merasa sangat kehilangan apabila Yang Guo pergi.

Tiga tahun kemudian, Yang Guo yang sekarang berumur 17 tahun telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan, dan ia semakin hari semakin mengasihi bibinya. Ia memandang bibinya sebagai idolanya, gurunya, dan wanita tercantik yang ada di dunia ini. Tinggal selama tiga tahun bersamanya telah mengikat hatinya kepada satu orang wanita saja, yaitu Xiao Longnui.

Ketika Xiao Longnui cedera karena berlatih ilmu Yu Nu Xing Jing bersama Yang Guo, Li Mochou, kakak seperguruannya yang jahat, masuk menyerang ke dalam Makam Kuno. Tidak memiliki harapan untuk bertahan melawan Li Mochou karena cedera yang dialaminya, Xiao Long Nui dan Yang Guo memutuskan untuk menutup seluruh pintu masuk ke Makam Kuno untuk selama-lamanya agar Li Mochou pun mati bersama mereka dan tidak bisa melakukan kejahatan kembali. Sebelum mereka melakukan itu, Xiao Longnui menyuruh Yang Guo untuk pergi keluar dari Makam Kuno dan meninggalkannya untuk mati bersama Li Mochou. Yang Guo berpura-pura menyetujuinya, namun kemudian melompat masuk kembali ke Makam Kuno saat pintu hampir tertutup penuh. Kepada bibinya ia berkata: “Bila engkau memutuskan untuk tinggal di sini selamanya, maka aku pun akan tinggal di sini menemanimu.”

Pada saat itu, Xiao Longnui merasakan sesuatu di dalam hatinya yang ia sendiri tak dapat menggambarkannya. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia merasakan sesuatu di dalam hatinya. Bukan kemarahan karena Yang Guo tidak menuruti perintahnya, namun sesuatu yang sungguh mengejutkannya, ia merasa begitu senang Yang Guo memutuskan untuk tinggal bersamanya.

Setelah sekian waktu berada di dalam Makam Kuno, mereka tanpa sengaja menemukan sebuah petunjuk akan adanya jalan keluar yang lain, yang Xiao Longnui sendiri pun tidak mengetahuinya. Bersama-sama mereka menemukan jalan keluar itu, dan keluar untuk memulai petualangan bersama mereka untuk pertama kali ke dunia luar.

Tak lama dalam perjalanan, mereka berjumpa dengan Ouyang Feng, ayah angkat Yang Guo yang hilang ingatan, yang ingin mengajar Yang Guo ilmu silatnya. Karena tidak ingin Xiao Longnui mengikuti mereka, Ouyang Feng tanpa sepengetahuan Yang Guo menotok jalan darah Xiao Longnui sehingga ia tidak dapat bergerak. Yang Zhiping, murid Quanzhen yang sangat terobsesi akan Xiao Longnui sejak lama, kebetulan lewat dan melihat Xiao Longnui sendiri dan dalam keadaan tertotok. Dia menggunakan kesempatan ini untuk mengambil keuntungan dengan menodai Xiao Longnui setelah menutup matanya.










Xiao Longnui, sementara itu, mengira yang melakukan itu adalah Yang Guo sehingga ia tidak melawan. Namun, ketika Yang Guo kembali dari latihannya dan ditanya oleh Xiao Longnui apakah ia mau menikahinya, Yang Guo bungkam seribu bahasa karena kebingungan. Xiao Longnui lari darinya dengan hati yang hancur. Yang Guo tertinggal tidak dapat berkata apa-apa dan bingung menerka-nerka kesalahan apa yang telah dilakukannya kepada bibinya itu.

Dalam kesendiriannya, Yang Guo merenung banyak akan hubungannya dengan Xiao Longnui. Ia marah kepada dirinya sendiri karena telah berlaku begitu bodoh saat ditanya apakah ia mau menjadikan Xiao Longnui istrinya. Sebenarnya, pada waktu itu, dia masih tidak mengerti perasaan apa yang dimilikinya akan Xiao Longnui. Apa yang diketahuinya hanyalah ia sungguh peduli akan bibinya dan selalu ingin hidup bersamanya. Hanya pada saat Xiao Longnui telah pergi baru ia menyadari bahwa sesungguhnya perasaan yang dimilikinya adalah cinta dan bahwa ia mencintai Xiao Longnui. Yang Guo pun mengambil keputusan saat itu untuk menjadikan Xiao Longnui sebagai istrinya.





Yang Guo mendengar bahwa Guo Jing mengadakan pertandingan para pendekar, ia pun memutuskan untuk pergi menghadiri pertemuan itu, berharap dapat menemukan Xiao Longnui dalam perjalanan ke sana. Di tempat tinggal Guo Jing, Yang Guo diterima dengan sangat baik dan bahkan dijodohkan dengan Guo Fu, putri dari Guo Jing. Pada saat itu, Xiao Longnui muncul dan Yang Guo kemudian mengumumkan kepada semua orang yang hadir dalam pertemuan itu bahwa ia mencintai gurunya dan akan menikahinya. Padahal dalam budaya masa itu, hubungan cinta antara guru dan murid adalah sesuatu yang sungguh memalukan dan dilarang, sehingga pernyataan Yang Guo tersebut mendapat tentangan dari semua yang hadir di sana. Baik Yang Guo dan Xiao Longnui tidak dapat mengerti mengapa hubungan mereka ditentang, namun mereka tidak peduli, dan mereka pun memutuskan untuk pergi dari sana.





Mereka memutuskan untuk kembali ke Makam Kuno dan hidup bersama di sana. Namun dalam perjalanan, mereka berjumpa dengan Jinlun Fawang yang sedang bertarung dengan Huang Rong. Setelah menolong Huang Rong, Xiao Longnui diberitahu Huang Rong bahwa tidaklah mungkin bagi seorang yang seperti Yang Guo untuk dapat hidup menyendiri selamanya di dalam Makam Kuno. Menyadari kebenaran itu, Xiao Longnui menangis untuk pertama kalinya malam itu, dan pergi diam-diam meninggalkan Yang Guo.

Keesokan paginya Yang Guo baru mengetahui bahwa Xiao Longnui telah meninggalkannya dan mulai mencarinya. Ia kembali bertemu dengan Jinlun Fawang dan kalah dalam pertempuran dengannya karena tidak adanya Xiao Longnui. Yang Guo mengalami cedera berat, namun untungnya datang Cheng Ying menolong. Dalam masa pemulihan cederanya itu, Yang Guo berjumpa dengan Huang Yaoshi dan Sha Gu. Dia menjadi sahabat baik dari Huang Yaoshi, yang sangat mendukungnya untuk menikahi gurunya. Ia juga mengetahui dari Sha Gu bahwa Huang Rong dan Guo Jinglah yang telah menyebabkan kematian ayahnya Yang Kang, sehingga ia bersumpah untuk membalaskan dendam itu dan bersekutu dengan Jinlun Fawang karena menyadari tidaklah mungkin ia mengalahkan Guo Jing dan Huang Rong sendirian.

Belakangan, Yang Guo menemukan Xiao Longnui di Lembah Tanpa Cinta, saat ia mengikuti segerombolan orang yang telah menangkap Zhou Botong. Namun, Xiao Longnui berpura-pura tidak mengenalnya dan bahkan sedang dalam persiapan untuk menikah dengan tuan dari Lembah Tanpa Cinta, Gongsun Zhi. Hal itu sungguh menghancurkan hati Yang Guo dan saat Xiao Longnui melihat betapa ia telah melukai hati Yang Guo dan melihat betapa Yang Guo sungguh-sungguh mengasihinya, ia pun mengakui bahwa benar ia adalah Xiao Longnui dan bahwa ia mencintai Yang Guo.











Gongsun Zhi, akan tetapi, menjadi sangat marah ketika mengetahui Xiao Longnui tidak mau menikah dengannya lagi dan memerintahkan untuk menangkap mereka. Dalam kurungan, keduanya diracuni Racun Bunga Cinta, sejenis racun yang akan bereaksi bila mereka merindukan kekasih mereka. Ingin menyelamatkan Yang Guo, Xiao Longnui setuju untuk menikah dengan Gongsun Zhi. Namun kemudian Yang Guo dibebaskan oleh Gongsun Lu’er, putri dari Gongsun Zhi, dan ia pun menyelamatkan Xiao Longnui.

Satu-satunya obat penawar racun Bunga Cinta yang tersisa ada di tangan Qiu Qianchi dan ia menginginkan kepala Huang Rong dan Guo Jing, yang telah membunuh Qiu Qianran kakaknya, sebagai ganti dari obat penawar tersebut. Karena kebetulan Yang Guo pun berencana membalas kematian ayahnya, Yang Guo menyanggupi tawaran tersebut, untuk kembali dengan kepala Guo Jing dan Huang Rong. Namun, di Xiang Yang, Yang Guo melihat betapa patriotiknya Guo Jing dan tidak sanggup untuk membunuhnya. Xiao Longnui, di sisi yang lain, membantu Huang Rong dalam persalinan Guo Xiang dan kemudian menculik si bayi dengan rencana untuk ditukarkan dengan obat penawar racun bagi Yang Guo.

Di tengah kekacauan akibat serangan Mongolia atas kota Xiang Yang, ditambah dengan perkelahian antara Wu bersaudara untuk memperebutkan Guo Fu, dan juga pertempuran antara Li Mochou dengan Xiao Longnui, setiap orang menjadi saling terpisah satu sama lainnya. Yang Guo bertemu dengan Wu bersaudara dan harus mengatakan kepada mereka bahwa ia akan menikahi Guo Fu dalam upaya untuk menghentikan perkelahian mereka. Namun Xiao Longnui tanpa sengaja mendengar kata-kata Yang Guo tersebut, ia menjadi patah hati sekali lagi. Ia mendapat pukulan yang lebih hebat lagi ketika mengetahui bahwa adalah Yin Ziphing yang telah menodainya, bukan Yang Guo. Merasa tidak lagi memiliki muka untuk menemui Yang Guo, Xiao Longnui pun pergi, bertekad untuk membalas dendam kepada Yin Zhiping.

Saat Yang Guo, yang terluka akibat pertempuran dengan Jinlun Fawang dan Li Mochou, terbangun, ia menemukan bibinya telah pergi. Saat itu Guo Fu masuk dan marah-marah atas apa yang telah Yang Guo katakan kepada Wu bersaudara sehingga mereka sekarang mengabaikannya. Guo Fu pun mengeluarkan kata-kata hinaan terhadap Xiao Longnui sehingga Yang Guo sangat marah dan menamparnya. Guo Fu tanpa berpikir panjang mengambil pedang dan memotong putus lengan kanan Yang Guo, dan hampir mengakibatkannya mati. Beruntung seekor rajawali raksasa menolongnya, yang juga kemudian membukakan kepada Yang Guo rahasia dari Dugu Qiubai.

Xiao Longnui mengikuti Yin Zhiping dari Xiang Yang sampai ke Kuil Chongyang, dimana murid-murid Quanzhen sedang menghadapi serangan prajurit Mongolia saat itu. Di tengah pertempuran tersebut, Xiao Longnui tanpa sengaja terpukul oleh lima tetua Quanzhen sehingga terjatuh. Yang Guo, yang kebetulan menyaksikan itu, menjadi sangat marah dan menyerang tetua Quanzhen untuk membalas, namun Xiao Longnui mencegahnya dan berkata bahwa ia memang ingin mati. Ia kemudian menceritakan kepada Yang Guo bahwa ia telah dinodai oleh Yin Zhiping. Yang Guo yang sangat marah hendak membunuh Yin Zhiping, tetapi sebelum ia sempat melakukannya Yin Zhiping telah melontarkan dirinya sendiri ke pedang Xiao Longnui karena merasa bersalah.


Untuk meyakinkan Xiao Longnui betapa ia mencintainya dan betapa tidak pedulinya ia akan apa yang Yin Zhiping telah lakukan kepadanya, Yang Guo meminta Xiao Longnui menjadi istrinya saat itu juga di Kuil Chongyang. Disaksikan oleh Sun Bu’er yang sebenarnya keberatan, Yang Guo dan Xiao Longnui berlutut di depan gambar Wang Chongyang dan mengikrarkan diri mereka sebagai suami dan istri, sebelum membungkuk memberi hormat sebanyak tiga kali.

Saat keduanya kembali ke Makam Kuno, kondisi Xiao Longnui semakin memburuk. Pertama ia terkena racun Bunga Cinta, dan kemudian ia menerima pukulan dahsyat dari lima tetua Quanzhen. Seolah itu semua belum cukup, Guo Fu pun tanpa sengaja menusuknya dengan salah satu jarum Li Mochou yang beracun. Tak ada harapan lagi bagi Xiao Longnui, tak ada obat yang dapat menyembuhkannya lagi, sedangkan obat penawar bagi Yang Guo pun berada di tangan Qiu Qianchi.

Saat Xiao Longnui akhirnya berhasil mendapatkan satu-satunya obat penawar bagi Yang Guo, obat penawar itu hanyalah cukup untuk menyelamatkan satu orang, sehingga Yang Guo membuangnya mengetahui bahwa ia tidak mungkin dapat hidup sendiri tanpa Xiao Longnui. Mereka pun memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu mereka bersama dan kemudian mati bersama-sama.

Huang Rong menemukan sejenis rumput yang tumbuh dekat Bunga Cinta yang dapat menyembuhkan Yang Guo, meski tetap tidak ada obat yang dapat menyembuhkan Xiao Longnui. Ia mengabari Xiao Longnui akan rumput yang dapat menyembuhkan Yang Guo itu. Menginginkan Yang Guo dapat tetap hidup, Xiao Longnui meninggalkan pesan bagi Yang Guo di atas batu di Lembah Tanpa Cinta mengatakan bahwa ia telah pergi dan akan kembali dalam 16 tahun, dan bahwa Yang Guo harus memakan obat penawar itu sehingga ia dapat tetap hidup untuk menantinya kembali dalam 16 tahun. Pada kenyataannya, mengetahui tak ada obat baginya sendiri, Xiao Longnui terjun ke jurang Lembah Tanpa Cinta, membunuh dirinya sendiri agar Yang Guo mau memakan obat penawar tersebut.

Huang Rong menduga Xiao Longnui telah bunuh diri untuk membuat Yang Guo memakan obat penawar yang ditemukannya itu. Khawatir Yang Guo akan bunuh diri bila ia menyadari itu, ia berbohong kepada Yang Guo dengan mengatakan bahwa Xiao Longnui telah pergi dengan Biksuni Laut Selatan (Nan Hai Seng Nui) untuk menjadi muridnya dan bila Yang Guo mencoba mencarinya, ia akan marah dan menolak untuk mengajari Xiao Longnui.

Waktu berlalu, dan enam belas tahun pun telah terlewati. Dalam enam belas tahun ini, Yang Guo telah berkembang menjadi seorang pendekar besar, dan dikenal sebagai sang Pendekar Rajawali Sakti. Ia melakukan banyak perbuatan baik di mana-mana dan sangat dihormati oleh orang-orang, sambil menanti dengan sabar akan datangnya satu hari di mana ia dapat bertemu kembali dengan istrinya di Lembah Tanpa Cinta.











Satu hari sebelum hari pertemuannya dengan Xiao Longnui, Yang Guo bercakap-cakap dengan Huang Yaoshi, dan ia pun menanyakan perihal Biksuni Laut Selatan ini, namun Huang Yaoshi tidak pernah mendengar tentang Biksuni tersebut. Yang Guo pun akhirnya menyadari bahwa ia telah dibohongi selama 16 tahun ini. Istrinya sebenarnya telah mati meninggalkannya 16 tahun silam. Ia sangat marah kepada dirinya telah begitu bodoh selama ini. Akan tetapi keesokan harinya, dengan penuh harapan, Yang Guo tetap menanti di Lembah Tanpa Cinta. Ia menunggu sejak fajar sampai terbenam matahari dan sampai keesokan paginya lagi. Rambut di keningnya berubah menjadi putih dalam satu malam tersebut, memikirkan istri yang sangat dikasihinya.

Kesedihan hatinya semakin memuncak saat ia membaca tulisan tangan Xiao Longnui berulang- ulang kali. Ia berkhayal melihat Xiao Longnui 16 tahun lalu di sana sebelum melompat ke dalam jurang dan berkata, “Dalam 16 tahun, engkau akan telah melupakanku.” Yang Guo menjerit balik kepada khayalannya itu, “Engkau pikir dalam 16 tahun saya akan melupakanmu? Saya tidak akan pernah melupakanmu!” Dan saat ia melihat Xiao Longnui dalam khayalannya melompat ke dalam jurang, ia pun tanpa berpikir panjang melompat mengejarnya.

Bagian dasar jurang rupanya dipenuhi oleh air. Yang Guo pun berenang semakin dalam dan dalam sampai ia muncul di sisi lain dari jurang tersebut, di sebuah area yang terbuka. Ada pepohonan di sana, rumput, dan... sebuah rumah! Harapan Yang Guo tumbuh kembali, ia berharap Xiao Longnui juga tidak mati dan mungkin tinggal di sana.











Yang Guo melangkah memasuki rumah itu, yang terlihat bersih dan rapi. Dan kemudian ia melihat seutas tali tergantung di antara dua dinding, bagaimana Xiao Longnui selalu tidur selama ini. Saat Yang Guo melangkah keluar dari ruangan itu, dilihatnya Xiao Longnui membalikkan badan melihat ke arahnya. Yang Guo dan Xiao Longnui dipersatukan kembali setelah 16 tahun berpisah. Tak terucapkan kebahagiaan yang mereka rasakan saat itu. Yang Guo merasa begitu bahagia menemukan istrinya selamat dan dapat bertemu kembali dengannya. Mereka saling memanggil nama mereka masing-masing. Yang Guo mengungkapkan bahwa Xiao Longnui tidaklah berubah sedikit pun, dan menunduk merasa malu. Xiao Longnui dengan cepat berkata, “Kamu sudah dewasa sekarang...”

Di bawah jurang itu, mereka saling bertukar cerita bagaimana mereka telah menjalani hidup mereka selama mereka berpisah. Racun di dalam tubuh Xiao Longnui rupanya dapat dimusnahkan dengan memakan madu dari lebah-lebahnya dan memakan ikan dari danau di bawah jurang itu. Namun ia tidak dapat menemukan jalan untuk naik keluar dari jurang itu. Bersama rajawalinya akhirnya Yang Guo dan Xiao Longnui terbang keluar dari jurang tersebut.

Setelah menolong Guo Jing dan yang lainnya mempertahankan benteng Xiang Yang dari serangan tentara Mongol, dan membunuh pangeran Mongolia Hu Bilie, Yang Guo dan Xiao Longnui akhirnya berangkat untuk memulai perjalanan mereka bersama, mengasingkan diri dan menjalani kehidupan sebagai orang biasa. Mereka hidup bahagia sampai akhir hayat mereka dan tidak pernah terdengar lagi kabarnya.











Catatan: Diperkirakan gadis cantik tanpa nama yang berbaju kuning dan memiliki kungfu yang amat hebat yang muncul dua kali di Pedang Langit & Golok Naga, pertama mengungkapkan kepalsuan ketua Perkumpulan Pengemis dan kedua mengalahkan Zhou Zhirou dalam Pertemuan Membunuh Singa, adalah sebenarnya putri dari Yang Guo dan Xiao Longnui. Hal ini tidak pernah dapat dipastikan.

================================================
Bukankah enam belas tahun telah berlalu?

Penantian Yang Guo selama enam belas tahun untuk istrinya, Xiao Longnui, merupakan salah satu tanda cinta yang paling mengesankan dalam dunia persilatan. Waktu itu mereka berdua sama-sama terkena racun dan obat yang tersedia hanya bisa menyembuhkan Yang Guo saja, sehingga sang suami menolak untuk makan obat tersebut dan lebih memilih untuk mati bersama. Menginginkan suaminya dapat tetap hidup, Xiao Longnui terjun ke dalam jurang dengan meninggalkan pesan agar Yang Guo mau menunggunya kembali setelah enam belas tahun (dan karenanya harus memakan obat tersebut). Xiao Longnui berharap setelah enam belas tahun Yang Guo dapat melupakannya. Namun, enam belas tahun kemudian, Yang Guo tidak (dan tidak akan pernah) melupakannya. Menyadari istrinya telah mati enam belas tahun silam, ia pun ikut terjun ke dalam jurang. Di bawah jurang ia menemukan sebuah rumah sederhana...

Dari Sin-tiauw-hiap-lu, Jilid 20, Halaman 1636-1637 Terjemahan Boe-beng-tjoe, Terbitan Mekar Djaja "Aku si orang she Yo datang berkundjung, harap aku diidjinkan bertemu tuan rumah!" katanja. Ia tidak mendengar djawaban. Ia ulangi permintaannja itu. Tetapi ia dihadapi kesunjian. Karena ini ia menghampirkan pintu, ia menolak daunnja. "Blak!" pintu itu terbuka. Dengan hati2 Yo Ko bertindak masuk. Segera hatinja bertjekat. Perabotan rumah itu buruk tetapi segalanja bersih. Tjuma ada sebuah medja dan sebuah kursi. Tidak ada barang lainnja. Pernahnja kursi-medja itu mengingatkan ia sesuatu. Jalah itu sama dengan kursi-medja di dalam kamar dari pekuburan tua. Tanpa bersangsi lagi, ia menudju ke kanan hingga ia berada di sebuah kamar ketjil. Setelah ini ada sebuah kamar jang terlebih besar. Di sini ada kursi-medja, ada pembaringan, jang pun sama dengan apa jang ada di dalam di pekuburan tua. Ia dapatkan kalau di dalam kuburan tua itu semua terbuat dari batu, di sini terbikin dari kaju. Di kanan itu terletaknja pembaringan, ia lihat itulah pembaringan jang mirip han-giok-tjhung peranti ia berlatih dulu hari. Tergantung di situ ada sebuah dadung pandjang. Itu pun sama dengan dadung peranti ia rebah mempeladjari ilmu enteng tubuh. Di depan djendela ada sebuah medja ketjil. Itulah medja tempat membatja buku dan menulis disamping itu berdiri sebuah almari kasar. Ia buka tutupnja almari itu. Di situ ada beberapa potong badju anak2, jang terbuat dari babakan pohon. Itulah pakaian jang mirip dengan jang dulu-hari di dalam pekuburan yang Siauw Liong Lie bikin untuknja. Begitu lekas ia meng-usap2 medja dan pembaringan itu, airmata Yo Ko lantas mengutjur deras, tak dapat ia menahannja, hingga udjung badjunja basah. Ia tengah bersedih ketika ia merasakan ada tangan halus jang dengan perlahan meng-usap2 rambutnja dan kupingnja pun mendengar pertanjaan, "Ko-djie, kenapa kau berduka?" Nada suara itu, usapannja, semua itu mirip sama suara dan utjapannja Siauw Liong Lie dulu hari ketika ia dihiburkan. Ia lantas menoleh. Ia melihat di depannja berdiri seorang nona dengan badju putih, kulit putih djuga, romannja tjantik seperti dulu. Karena dialah orang jang selama enambelas tahun, siang ia pikirkan, malam ia impikan, jalah Siauw Liong Lie! Keduanja berdiri mendjublak, mata mereka saling mengawasi. Kemudian, dengan sama2 memperdengarkan suara "Oh!" keduanja saling rangkul. Masih mereka ragu2, mereka benar dalam keadaan hidup atau mimpi atau chajal... Bukankah enambelas tahun telah berlalu?
=============================================

" 16 tahun ... aku tinggal ... sendiri.....
tak pernah berbicara .....pada orang lain.....
sampai aku... lupa... cara bercakap-cakap...."
kata Siaw Liong Lie terbata-bata
"Bibi... tak usah bicara.... semua isi hatimu.... aku pahami."
kata YoKo sambil mempererat pelukannya pada Siaw Liong Lie
...........................................................................................................................
"Bibi ... 16 tahun engkau masih cantik seperti dulu.....
tidak berubah sedikitpun"
"Aku sudah menua......" Yoko  menunjukkan
sebagian rambutnya yg sudah memutih.
"Bukan tua.... tapi lebih dewasa..." jawab Siaw Liong Lie
.............................................................................................................................
"Aku berharap...... setelah 16 tahun...... engkau melupakan diriku...."
"Jangankan 16 tahun sekalipun bibi berjanji 32 tahun...
dan aku tahu bibi meninggalkan diriku... aku pasti akan menyusulmu..."
YoKo menegaskan cintanya pada Siaw Liong Lie.

====================== The End===================

READ MORE - Kisah Pendekar Rajawali_YOKO